Dasar - dasar Routing (Static dan Dynamic Routing)
Assalaamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh..
Alhamdulillah masih bisa berjumpa kembali, saya merasa ada yang salah ketika post mengenai OSPF, dan ternyata saya teringat bahwa sebelumnya saya belum pernah posting mengenai routing dari awal. Oleh karena itu kali ini saya kan sedikit berbagi mengenai routing dari awal. Inilah dasar routing, monggo disimak :
ROUTING
Routing adalah inti dari setiap jaringan data, informasi bergerak melintasi internetwork dari sumber ke tujuan. Routing adalah proses dimana suatu router menforward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan ip address yang dituju oleh paket.
Router adalah perangkat yang bertanggung jawab untuk transfer paket dari satu jaringan ke jaringan berikutnya. Router adalah peralatan jaringan yang digunakan untuk memperluas atau memecah jaringan dengan melanjutkna paket-paket dari satu jaringan logika ke jaringan lain. Router bekerja pada layer jaringan (network, layer 3) dari model OSI untuk memindahkan paket-paket antar jaringan menggunakan alamat logikanya. Router berisi table-tabel informasi internal yang disebut table routing yang melakukan pencatatan terhadap semua alamat jaringan yang diketahui dan lintasan yang mungkin dilalui. Router membuat jalur paket-paket berdasarkan lintasan-lintasan yang tersedia dan waktu tempuhnya. Karena router menggunakan alamat paket jaringan tujuan, router bekerja hanya jika protocol jaringan yang dikonfigurasi adalah protocol yang routable seperti TCP/IP atau IPX/SPX.
Router belajar tentang jaringan jarak jauh baik secara dinamis menggunakan protocol routing atau secra manual dengan menggunakan routng statis. Dalam banyak kasus router menggunakan kombinasi dari kedua protocol routing dinamis dan routing statis. Berdasarkan jenisnya, router dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
- Router PC = Router PC adalah sebuah Personal Computer yang dikonfigurasi baik secara hardware maupun software sehingga dapat digunakan sebagai router. Untuk membentuk sebuah router tidak harus menggunakan spesifikasi computer seperti jika digunakan untuk kebutuhan multimedia. Contoh system operasi yang dapat digunakan adalah semua system opearsi berbasis client-server, seperti Windows NT, Windows NT 4.0, Windows 2000 servr, Windows 2003 Server, Mikrotik, dan hamper semua distribusi Linux dan Unix support untuk dijadikan PC router.
- Router Aplikasi = Router Aplikasi adalah aplikasi yang dapat di install pada system operasi sehingga system operasi tersebut akan memiliki kemampuan seperti router. Contoh aplikasi ini adalah Kerio Winroute. Biasanya aplikasi ini sering digunakan pada system operasi berbasis windows yang tidak memilki fasilitas bawaan sehingga ditambah/diinstall aolikasi ini untuk dapat berfungsi menjadi PC router.
- Router Hardware = Router hardware adalah hardware yang memiliki kemampuan seperti router sehingga dari hardware tersebut dapat memancarkan atau membagi IP address dan men-sharing IP Address. Pada prakteknya router hardware digunakan untuk membagi koneksi internet pada suatu ruang atau wilayah. Contoh dari riuter ini adalah router buatan pabrik seperti cisco
Sebuah router mempelajari informasi routing dari mana sumber dan tujuannya yang kemudian ditempatkan pada table routing. Router akan berpatokan pada table ini, untuk memberitahu port yang akan digunakan untuk meneruskan paket ke alamat tujuan. Jika jaringan tujuan terhubung langsung (directly connected) di router, maka router sudah langsung mengetahui port yang harus digunakan untuk mengetahui paket. Namun jika jaringan tujuan tidak terhubung langsung di badan router, maka router harus mempelajari rute terbaik yang akan digunakan untuk menemukan paket. Informasi ini dapat dipelajari dengan cara manual oleh network administrator atau pengumpulan informasi melalui proses dinamik dalam jaringan.
Dalam sebuah table routing terdapat beberapa kolom yang sangat penting, berikut ini adalah kolom-kolom yang ada dalam table Routing:
Mask
|
Destination Address
|
Next-hop Address
|
Flag
|
Reference Count
|
Use
|
Interface
|
255.0.0.0
|
124.0.0.0
|
145.6.7.23
|
UG
|
4
|
20
|
Eth0
|
……….
|
………..
|
…………..
|
…..
|
……………..
|
…..
|
……….
|
- Mask, Mendefinisikan masking (netmask atau subnetmask) alamat IP pada network tujuan.
- Destination address, Mengidentifikasi dan menginformasikan alamat jaringan tujuan (network specific address)
- Next-hop (Gateway) address, berisi alamat router atau gateway yang ditunjuk untuk mengirimkan paket.
- Reference Count, menunjukkan jumlah user yang sedang menggunakan mengirim paket.
- Use, menunjukkan jumlah paket yang ditransmisikan oleh router tersebut.
- Interface, menunjukkan nama interface yang digunakan untuk mengirimkan paket ke alamat tujuan.
- Flag
- U (up) : menunjukkan bahwa router dapat dihubungi (hidup).
- G (gateway) : menunjukkan bahwa tujuan terletak pada jaringan yang berbeda.
- H (host-spesifik) : menunjukkan bahwa entry tujuan adalah host-specific address
- D (added by direction) : menunjukkan bahwa alamat tujuan hasil tambahan dari table routing yang diterima
- M (Modified by direction) : menunjukkan bahwa table routing telah berubah berdasarkan table routing baru yang telah diterima.
Jenis konfigurasi routing biasanya dibedakan menjadi 2 yaitu Static Routing dan Dynamic Routing. Static Routing biasanya digunakan untuk jaringa dalam lingkup kecil yang routernya tidak terlalu banya. Sedangkan Dynamic Routing digunakan untuk jaringan yang besar dan banyak router.
Static routing dibuat secara manual pada masing-masing gateway. Static routing memungkinkan untuk jaringan kecil dan stabil. Setiap penambahan sebuah router, maka router yang telah ada sebelumnya harus diberikan tabel routing tambahan secara manual.
Dynamic routing membutuhkan Routing Protokol untuk membuat table routingnya. Routing protocol merupakan aturan yang mempertukarkan informasi routing yang nantinya akan membentuk table routing.
Menurut Jeff Dolye, semua routing protocol dibangun dengan algoritma, dimana algoritma tersebut merupakan sebuah prosedur atau langkah-langkah untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi. Dari algoritma routing protocol tersebut minimal memiliki spesifikasi sebagai berikut :
- Memiliki cara atau prosedur untuk menyampaiakan informasi tentang kondisi jaringan ke router lain.
- Memiliki cara atau prosedur untuk menerima informasi kondisi jaringan dari router lain.
- Memiliki cara atau prosedur yang paling optimum untuk menentukan route perjalanan paket yang mengacu pada informasi table routing yang dimiliki.
- Memiliki cara atau prosedur untuk memberikan reaksi, kompensasi, dan informasi terhadap kondisi perubahan topologi jaringan internetworking.
Interior Gateway Protocols
Routing protocol ini digunakan untuk menghubungkan router yang ada dalam satu autonomous system atau dalam satu system otonom yang mana satu system otonom tersebut dikelola oleh sebuah organisasi atau sebuah manajemen network administration untuk menghubungkan beberapa jaringan perusahaan, sekolah dan institusi lain.
Distance Vector
Dalam algoritma distance vector ini menggunakan perhitungan jarak dan arah untuk menentukan route perjalanan sebuah paket yang akan dikirim atau diterima. Jarak disini diistilahkan sebagai metric dalam hop count dan arah merupakan penentu arah next-hop atau interface keluaran yang digunakan. Distance vector menggunakan algoritma yang CLADES dikembangkan oleh Bellman-Ford dan Fulkerson pada tahun 1969 pada jaringan ARPANET dan CY untuk menentukan rute terbaik dalam sebuah pengiriman data. Beberapa dari protocol distance vector ini secara periodic mengirimkan seluruh isi atau informasi table routing dari sebuah router ke semua router dalam jaringan internetworking sehingga pada lingkup jaringan yang besar aktifitas ini menyebabkan padatnya lalu lintas (traffic) data pada jalur komunikasi yang digunakan.
Kelemahan lain dari distance vector adalah bahwa router tidak mengetahui secara pasti letak lokasi masing-masing router tetangga secara pasti, router hanya mengetahuinya dari informasi table routing yang dimiliki dan dikirimkan oleh router tetangga. Distance vector menggunakan metric yang dimilikinya dalam table routing dan informai melalui jalur atau interface mana paket tersebut boleh dilewatkan untuk mengirimkan paket tersebut sampai pada tujuan akhir karena hanya informasi itu yang dimiliki oleh distance vector. Protocol distance vector angat baik digunakan pada situasi :
- Jaringan yang sederhana (simple) dan datar (flat) yang tidak membutuhkan atau tidak menggunakan desain hirarki (hierarchical design).
- Para asministrator jaringan yang mengelola memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengkonfigurasi dan memecahkan permasalahan jika menggunakan link-state protocols.
- Digunakan pada jaringan dengan kebutuhan khusus (specific type of networks) misalnya hub-and-spoke networks.
- Waktu konvergensi (pertukaran informasi table routing) antar perangkat sangat lama.
Yang menggunakan distance vector diantaranya adalah RIPv1, RIPv2, IGRP, dan EIGRP
Link-State
Algoritma ini sangat berbeda dengan algoritma sebelumnya yaitu distance vector. Pada algoritma link-state ini tidak lagi hanya menggunakan metric sebagai informasi penetuan jalur namun sudah benar-benar memiliki peta situs atau peta lokasi dari masing-masing router secara lengkap sehingga benar-benar dapat menentukan jalur terbaik untuk mengirimkan paket ke tujuan berdasarkan informasi peta yang dimilikinya.
Sistematika pertukaran informasi pada table routing juga sangat berbeda. Pada algoritma link-state, router hanya mengirimkan informasi jika ada penambahan atau pengurangan router pada jaringan internetworking, sehingga proses pertukaran informasi tidak terlalu besar meskipun pada jaringan yang besar karena hanya yang mengalami perubahan saja yang dikirimkan, bukan keseluruhan informasi table routing seperti pada algoritma distance vector.
Pada algoritma ini masing-masing router memiliki peta lokasi detail tentang keberadaan router-router tetangga. Sehingga dapat memilih route terbaik jika terjadi gangguan pada router terpendek. Algoritma link-state ini sangat baik digunakan pada kondisi :
- Kondisi jaringan dengan desain hirarki (hoerarchial design) terutama untuk jaringan yang besar
- Para administrator system jaringan memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk mengorganisasikan, mengatur dan mengimplementasikan link-state routing protocol
- Waktu konvergensi (pertukaran informasi table routing) antar perangkat sangat cepat.
Exterior Gateway Protocols
Routing protocol ini digunakan untuk menghubungkan antar router antar autonomous system atau menghubungkan router antar system otonom.
Lumayan panjang ya, sebenarnya saya ingin memisahkan biar penjelasan tidak terlalu panjang, tapi takut kepotong dan materinya jadi setengah-setengah. Oke, gitu aja ya buat sharing materi tentang dasar-dasar routing. Semoga bermanfaat. See you on next post insyaAllah.
Wassalaamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh...
Komentar
Posting Komentar