Membakar petasan?
Bismillahhirrohmanirrohim..
Assalaamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh..
Alhamdulillah, tak henti rasa syukur ini selalu dipanjatkan kepada Allah Subhanahu Wata'ala yang senantiasa melimpahkan nikmat karunianya kepada kita sehingga hingga saat ini kita masih diberikan nikmat iman dan islam insyaAllah. Alhamdulillah, kita masih dipertemukan kembali dengan bulan yang mulia, bulan yang penuh berkah yaitu bulan ramadhan. SubhanaAllah...
Bagaimana kabar sahabat semua? semoga selalu dalam lindunganNya dan dalam naungan rahmatNya.. Aamiin.. Rasanya sudah lama sekali jemari ini tak merangkai kata di blog, rindu rasanya. hmm. Pada kesempatan kali ini, disela-sela menyiapkan untuk penyambutan Mahasiswa Baru * :) * saya ingin sedikit bercerita terkait salah satu kegiatan yang seringkali menjadi rutinitas di bulan ramadhan.
Kegiatan ini bukan kegiatan resmi, bukan juga kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga, akan tetapi kegiatan ini seringkali menjadi bagian dalam kegiatan resmi. Nah, apa ya? Kegiatan ini digemari oleh anak-anak serta remaja. Biasanya kegiatan ini sering dilakukan menjelang ramadhan maupun selama ramadhan. Ramadhan tahun ini pun kurang lebih kegiatan itu sering terlihat oleh mata saya.. :) Ya, kegiatan ini adalah membakar petasan (nyumet mercon : bahasa jawa).
Saya teringat beberapa tahun yang lalu ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar, seringkali ba'da shubuh berjama'ah di mushola dekat rumah, saya dan teman-teman sebaya di desa melakukan rutinitas pagi yaitu jalan-jalan keliling desa. Biasanya kami kembali setelah jam 6 pagi karena dulu shubuh jam 5. Hmm, biasanya pula dalam perjalanan itu sering diganggu oleh teman-teman sebaya juga yang beda desa menggunakan petasan (mercon) yang ketika itu dilemparkan ke kami, kami langsung lari dan menutup telinga karena suaranya. :D Tapi itulah yang sekarang membuat saya rindu masa-masa itu. :). Sebegitu seringnya dan banyaknya petasan yang dibakar setiap pagi menyebabkan banyak sampah kertas yang bertebaran di sepanjang jalan. hmm .
Ya, membakar petasan memang sebuah kegiatan yang pro kontra, tapi jangan bayangkan pro kontra yang heboh. Bayangkan yang biasa-biasa saja. Dari dulu saya memang tidak suka petasan, bukan karena apa-apa tapi karena suaranya yang membuat sakit telinga, menimbulkan sampah kertas yang banyak dan membuang-buang uang saja. Jika orang bilang itu membakar petasan sama saja membakar uang (saya sepakat :)). Tapi di sisi lain, terkadang petasan bisa digunakan sebagai ungkapan kegembiraan seseorang terhadap sesuatu misalnya saja menyambut ramadhan. Euforia ramadhan dengan membakar petasan telah membuat orang tersebut bersemangat dalam menyambut ramadhan. Mungkin contohnya seperti itu.
Membakar petasan tidak salah menurut saya, asalkan masih dalam taraf wajar dan tidak mengganggu orang lain. Ketika melihat anak-anak kecil bermain petasan, saya merasa senang, rindu tapi juga khawatir. Selain karena kebermanfaatannya yang kurang petasan juga berbahaya. Orang yang membakar petasan tidak berhati-hati dan terkesan sembrono bisa terkena ledakan (efek petasan. red: namanya juga petasan) pada dirinya yang berbahaya alias bisa melukai. Jadi hati-hati jika ingin membakar petasan. :)
Pagi ini mengingatkan saya pada lebaran tahun lalu, ketika melihat banyak kertas yang bertebaran dan mengotori seberang jalan. Hari inipun, saya kembali melihatnya meski di tempat yang berbeda. Hmm.. rupanya euforia membakar petasan masih digemari. Ya, tidak masalah selagi itu tidak mengganggu orang banyak, tidak mengotori jalanan dan bisa dipertanggungjawabkan (berat :D) . Jika mengotori ya dibersihkan. :).
keadaan tepi jalan saat lebaran tahun lalu
Coba lihat gambar diatas, gambar itu saya ambil waktu silaturahim ke saudara. Hmm.. iseng-iseng jepret keadaan sepanjang jalan yang begitu memprihatinkan. Jadi, silahkan bagi yang ingin membakar petasan dipikirkan lagi terkait kebermanfaatannya dan jangan lupa tanggung jawabnya. Jika mengotori ya dibersihkan. Jika mengganggu ya tidak usah dilakukan. :)
Mungkin sekian dulu yang bisa saya sampaikan kali ini. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat. Lain kali semoga bisa berjumpa di tulisan dan cerita yang lainnya. Sekarang saya mau lanjut persiapan untuk penyambuta Maba lagi. Marhaban Yaa Ramadhan. Selamat menjalankan ibadah puasa!. Daripada membakar uang, mending perbanyak ibadah, perbanyak tilawah! Setuju? :)
Wassalaamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Komentar
Posting Komentar