Kulo Pamit Desember, Sugeng Rawuh Januari
Alhamdulillah.. Alhamdulillah.. Alhamdulillah..
"Fabiayyi ala-i robbikuma tukadzziban.. "
Sebenarnya agak risih dengan judulnya, tapi apa boleh buat, judul sudah terlanjur terketik (meski bisa saja dihapus dan diganti dengan yang lebih pas) :D . Ingin rasanya meneruskan postingan yang belum selesai meski pada kenyatannya baru tertulis judul dan beberapa kalimat di bawahnya. Ah tak mengapa :D
Alhamdulillah, sungguh nikmat Allah yang sungguh tak terkira dan tak terdefinisikan hingga diri ini masih mampu duduk di depan layar, menghirup nafas demi nafas, menggerakkan jari-jemari sesuai apa yang telah diperintahkan oleh otak. Alhamdulillah, syukur yang tak terbatas kiranya diri ini masih diberikan karunia untuk menikmati dan menginsyafi nikmat iman dan nikmat islam. :)
Desember, bulan yang selama ini dinanti dan terngiang di benak tatkala diri merasakan lelah yang amat sangat. Bukan, bukan karena tak mau menjalani apa yang harus dijalani. Bukan, bukan karena tak mau untuk mensyukuri apa yang telah Allah anugerahkan. Dan bukan juga, bukan karena tak mau bersabar akan hari-hari. Tapi sungguh, goresan luka yang ada kian bertambah hari demi hari. Luka itu tak mau mengering, bahkan semakin perih tatkala ada air yang mengenainya. Sungguh memilukan. Tapi percayalah, bukan tak pernah diri ini mencoba mengobati luka yang ada, memberikannya getah zodium agar segera kering dan tak berasa. Percayalah bahwa diri ini selalu mencoba di setiap kesempatan yang diberikan. Ah sungguh.. :')
Perjalanan setahun yang tak terkatakan, perjuangan menanti hari demi hari untuk menunggu desember. Syukur, Alhamdulillah.. pemahaman itu mulai kembali tertanam, semakin luas dan semakin mendalam... Boleh boleh saja menunggu detik demi detik hingga desember benar-benar datang, tapi detik demi detik yang terlewati haruslah terisi dengan mutiara-mutiara kebaikan. Mutiara-mutiara yang kelak akan menghapuskan segala lara dan nestapa yang sangat parah dan perih sekalipun. :')
Dan begitulah akhirnya, desember tetap dinanti, tapi setiap detik demi detik diri ini selalu mencoba untuk mengisinya dengan mutiara-mutiara kebaikan. Selalu mencoba, meskipun pada kenyataannya belum bisa dikatakan sebagai mutiara-mutiara kebaikan. Tak mengapa, yang terpenting adalah diri ini sudah mencobanya.
Desember akhirnya benar-benar datang, namun sayangnya apa yang telah menjadi harapan dari awal belumlah benar-benar tercapai. Sungguh, diri ini harus terus mencoba untuk menghasilkan mutiara-mutiara kebaikan untuk mengobati luka yang pada kenyataannya datang silih berganti. Setiap sembuh luka yang satu, muncul luka yang lainnya. Betapa lemah diri ini Ya Rabb. Maka bertahan sampai penghujung adalah suatu harapan yang harus benar-benar diusahakan. Dan pada saat itulah diri ini memang harus benar-benar berjuang. Berjuang dengan selalu memperbaiki orientasinya.. memperbaiki niat perjuangan yang sebenarnya..
Well, Desember berlalu sudah dengan segala pahit manisnya perjuangan, hingga januari pun datang. Meringis, ketika tahu januari datang dengan senyuman getir seolah tahu bahwa dia adalah waktu yang dinantikan. Waktu untuk mewariskan segala perjuangan, dan waktu untuk memulai sebuah perjuangan baru.. Dan akhirnya, Sugeng Rawuh Januari... diri ini menyambutmu dengan suka cita dan derai air mata. :')
Begitu banyak cerita, menyenangkan, menyedihkan, mengesalkan, memuakkan, menghibur dan me- yang lainnya. Tapi yang paling utama adalah segala cerita yang ada itu memahamkan. Segala cerita yang ada selalu membelajarkan diri untuk selalu melakukan perbaikan diri, baik jasad maupun rukh.. Satu tahun yang begitu luar biasa, satu tahun yang begitu memahamkan dan satu tahun yang begitu membelajarkan.. Alhamdulillah..
"Fabiayyi ala-i robbikuma tukadzziban.. "
Kulo pamit desember, sugeng rawuh januari..
Semoga diri ini masih diperkenankan untuk berbagi kisah selama setahun yang penuh perjuangan panjang.. Aamiin..
Komentar
Posting Komentar